PMII Serahkan Koin

PMII Serahkan Koin

\"RIO-PMIIBENGKULU, BE - Sekitar 50 mahasiswa IAIN yang tergabung dalam PMII menyerahkan koin yang telah dikumpulkannya di Simpang Lima, sebagai bentuk solidaritas terhadap cleaning service  Pemprov yang selama tiga bulan belum dapat gaji.  \"Kami menilai Pemprov tidak memiliki peri kemanusiaan, kami mempekerjakan manusia, tiga bulan tidak dibayar,\" ujar M Iqbal, koordinator aksi.

Mahasiswa gagal langsung menyerahkan koin kepada gubernur, karena aktivis PMII tersebut hanya ditemui oleh Khairudin Wahid, orang dekat gubernur yang juga merupakan dosen IAIN.  Kemudian, sebanyak Rp 635 ribu dalam bentuk koin atau recehan tersebut diserahkan kepada petugas Satpol PP.

\"Koin ini untuk membantu Pemprov menggaji cleaning services.  Ini bentuk sindiran atas ketidak pekaan gubernur, dalam mengatasi masalah Cleaning Services,\" ujarnya.

Setelah menyerahkan koin, mahasiswa langsung membubarkan diri dengan tertib. Namun, kecewa tidak bisa bertemu langsung dengan gubernur. \"Kami kecewa, karena hanya ditemui oleh Pak Khairudin Wahid, bukan gubernur,\" ujarnya. Sementara itu, Gustinawati, dan beberapa cleaning services lainnya mengaku heran dengan aksi mahasiswa tersebut. Memang, mereka sudah tiga bulan belum dibayarkan gajinya, tetapi tidak mempermasalahkannya. Sebab, gaji mereka tahun ini akan naik 100 persen dari tahun lalu.

\"Tahun lalu hanya Rp 600 ribu per bulan. Tahun ini akan naik Rp 1,2 juta per bulan, sama dengan Upah Minimpin Provinsi (UMP). Jadi, kami memahami belum dibayarkannya gaji kami, karena butuh proses,\" ujar Gustinawati.

Dia mengaku, sangat gembira karena Pemprov telah menaikan gaji mereka. Dia menilai, lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya, jika digaji sesuai dengan UMR. \"Kami bisa membayar utang, pokoknya senanglah. Itu lebih dari cukup, \" ujar mereka.

Kepala Biro Umum Setda Pemprov Drs Atisar Sulaiman menjelaskan belum  dibayarnya gaji cleaning services tersebut, karena adanya proses kenaikan gaji terhadap 68 cleaning servis. Dimana, gaji cleaning services tahun lalu Rp  600 ribu per bulan,  akan dinaikan menjadi Rp 1,2 juta. \"Untuk membayarkan  semua itu perlu dilakukan lelang melalui Unit Layanan Pelelangan (ULP) dulu. Karena, itu kita akan percepat proses lelang, kita dahulukan,\" katanya.

Atisar mengatakan untuk membayar cleaning services tersebut memerlukan proses  administrasi yang benar, sehingga tidak menimbulkan proses hukum kemudian hari. Dia juga heran, sebab Cleaning services sendiri tidak ada yang protes dengan keterlambatan pembayaran gaji ini. \"Sekarangkan masih tahap lelang, untuk menentukan pihak ketiga yang  akan menangani cleaning services itu, dengan anggaran yang tersedia apakah ada yang mau,\" katanya.  Dia justru mempertanyakan aksi mahasiswa tersebut yang melakukan aksi kepedulian terhadap Cleaning services dengan memberikan recehan.

Hal tersebut dinilai justru merendahkan cleaning services itu sendiri. \"Koin itu masih kurang, justru melecehkan pihak cleaning services. Terlalu peduli, cuma justru menyinggung pihak keluarga cleaning services sendiri,\" katanya. Terkait uang recehan Rp 635 ribu tersebut, yang diberikan oleh mahasiswa, tetap akan diserahkan kepada cleaning services. \"Ya kita serahkan pada cleaning services, mau digunakan untuk apa terserah mereka,\" ujarnya.(100)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: